Blogger Widgets

ketika sudah syah :D

ketika sudah syah :D
sepeda cinta :D

Rabu, 02 Januari 2013

Sejuta Kenangan di Gambung #2


           lanjutannya,...         
            Petugas menghampiri kami dan mengantar kami kembali ke gerbong. “Huh, sebel” ternyata mereka tidak punya tiket dan duduk di kursi kami. Akhirnya mereka disuruh pindah oleh petugas kereta, “terima kasih pak, atas ketegasan anda”. Seyum lebar berkembang di bibir kami berdua, bisa kalian bayangkan betapa leganya kita. Kereta malam memang pilihan yang tepat, “time to sleep”. Malam kita isi dengan tidur, sampai terdengar suara bapak – bapak yang menawarkan handuk hangat untuk membasuh muka. Wuhaa haaa sudah pagi dan kita sudah sampai di daerah pegunungan, baru bangun dan disuguhi dengan panorama yang indah membuat kami merasa tidak sia – sia memilih untuk ke Bandung dari pada ke Bali. Entah, apakah fiya juga berpikir sama? Tapi menurutku iya, soalnya dari tadi matanya selalu tertuju ke arah pemandangan di luar jendela. Benar saja, posisinya memang tepat dipinggir jendela sedang aku harus sedikit mencondongkan badanku ke arah jendela, tapi aku agak puas bisa liat pemandangan sambil mengerjai temanku ini dengan sedikit menindih badan kecilnya hee heee maap ya fi agak disengaja.
            Tujuan kami adalah stasiun Hall, setengah jam lagi kita sampai. “priiiiiiiittt priiiiiiiiiiiiit” suara peluit kereta terdengar, kami siap – siap untuk turun. Tempat yang pertama aku tuju adalah toilet, aku ga bisa buang air kecil kalau di kereta. “legaaaaaaa” ungkapan pertama yang aku ucapkan setelah keluar dari toilet. “Bandung I coming” teriak ku dalam hati. Aku ga berani teriak keras – keras nanti ditimpuk sendal sama penumpang yang lain. 
“ke mana ni ya” mulai hilang arah tujuan diriku.
“kemana ya mi, emmm keluar aja dulu deh” duh mulai meragukan ini haa haa.
“angkot yak, kita naek yang mana yaw”
“cari yang tujuan luwi panjang”
            Aksi mencari angkotpun  kita gelar, berderet angkot berjajar di luar stasiun. Muka sedikit bingung dan terlihat bukan warga Bandung alhasil kita asal naek angkot.
“Aa ini ke terminal luwi panjang kah?”
“nanti neng, nanti ke luwi panjang kita,..  naek dulu aja” alhasil naeklah kita dengan perasaan tanpa curiga.
Dan tiba – tiba,..
Eh, si akang nyetop angkot sampingnya.
“neng turun sini ajah ya, noh angkot yang ke luwi panjang di depan sudah akang stopin”
Hadeh jadi intinya tadi itu cari penumpang aja yaw, terus nasib kita dilempar – lempar gitu “wuhaaa haaaa sabar – sabar”. Semoga ini angkot yang benar doaku dan fiya dalam hati.
Tarrrraaaaaa terpampang tulisan “LUWI PANJANG” di kaca depan angkot. “Alhamdulillah” kita benar naek angkot, setelah itu kita berlanjut cari angkot yang jurusan ciwidey.
“yak itu, ada yang tulisannya ciwidey,.. ayo naek” kita langsung beranjak naek dan tak lupa kita tanya dulu sama pak sopir jangan sampai kita dimodusin 2 kali. Angkot dah siap jalan, ni angkot benar – benar dashyat. Ukuran kecil gini bisa ngangkut banyak orang dan dahsyatnya lagi bisa membuatku sukses tertidur dengan sangat nyamannya. Ini angkot yang selalu aku kangenin kalau ke arah ciwidey, sensasi berdesakan, kaki kepanasan karena dekat mesin mobil tetapi selalu membuatku terlelap untuk tidur.
            Perjalanan yang cukup lama yaitu 1,5 jam apalagi ditambah macet kota bandung. Sepertinya kendaraan dari Jakarta mengungsi ke Bandung semua hari ini. Inikan weekend, tentu saja si plat “B” ini juga ingin berlibur ke kota kuliner. Akhirnya sampai juga di terminal ciwidey, dan lagi – lagi kita harus mencari angkot untuk naek ke gambung. Angkot ke gambung ini sangat spesial karena hanya ada sampai jam 15.00 saja, lebih dari jam itu kalian diharuskan naek ojek bila mau ke Gambung. “Dapet” teriakku, untung kita sampai jam 13.00 dan bersamaan dengan pulangnya anak sekolah. Sepertinya ini angkot lebih dahsyat dari yang tadi, penumpangnya sampai di atap angkot. Bisa kalian bayangkan, aku dan fiya hanya saling pandang dan tersenyum tanpa ekspresi. Ini anak – anak kecil kalau jatuh bagaimana, aku aja yang lihat takut sendiri. Ternyata itu memang sudah kebiasaan mereka setiap hari, angkot ini juga bikin kangen. Suasana angkot yang cukup riuh dengan celotehan anak – anak SD, dan mirisnya mereka memakai bahasa sunda bagi kami ini benar – benar bahasa yang sangat super duper asing untuk telinga kami. Perjalanan ditempuh sekitar 30 menit dengan kondisi jalan yang meliuk – liuk dan dengan pemandangan perkebunan teh yang terhampar luas, tempat yang langsung kita tuju adalah puslit gambung. 
bersambung lagee,..... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar